ASUHAN
KEPERAWATAN TENTANG EFUSI PLEURA
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar
Dosen pembimbing:
Zulfa Chusnia, S kep Ns. M Kes
Indah Mukarromah, S.
kep.Ns
Di susun Oleh:
1. Fahmiatul Fununi
2. Tri Septi Andarwati
3. Ema Norita
4. Nailatul Khoiriyah
5. Rahman Lesipela
6.
M.Zainul Arifin
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL
‘ULUM
JOMBANG 2011
”LEMBAR PENGESAHAN”
PROSES
KEPERWAWATAN
MATA
KULIAH IKD III
Di Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi S1 Keperawatan
Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum
Tahun Pelajaran 2011/2012
Disusun Oleh :
1. . Fahmiatul Fununi
2. Tri Septi Andarwati
3. Ema Norita
4. Nailatul Khoiriyah
5. Rahman Lesipela
6. M.Zainul Arifin
2. Tri Septi Andarwati
3. Ema Norita
4. Nailatul Khoiriyah
5. Rahman Lesipela
6. M.Zainul Arifin
Disetujui dan disahkan oleh:
Dosen Mata Ajar IKD III Dosen Pembimbing
Zulfa
Chusnia,S. Kep.Ns Indah Mukarromah,
S. Kep. Ns
Kasus untuk proses keperawatan
A.
Nama :
Ny ‘E’
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl Punokawan no.33 Jombang
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: ibu rumah tangga
Tanggal
Mrs : 8 oktober 2011, jam 20.20 wib
Diagnose
Mrs : Efusi Pleura
B.
Riwayat Keperawatan
1. Keluhan
Utama
-
Saat MRS : Klien mengatakan sesak nafas
-
Saat pengkajian : klien mengatakan sesak
dan dada terasa nyeri pada bagian kiri, sesak dan nyeri dada klien bertambah
bila dibuat gerak, skala nyari 5
2.
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien merasa sesak, batuk dan nyeri dada
sejak jum’at (7 oktober 2001) lalu klien berobat di puskesmas dengan diagnose
asma, klien pulang dan meminum obat yang diberikan dokter di puskesmas, tetapi
sesak nafas dan nyeri dada klien tidak berkurang. Kemudian klien dibawa ke IRD
RS. Sumber waras jombang pada tanggal 8 oktober 2011 jam 20.00 WIB.
3. Riwayat
Kesehatan Dahulu
Klien mempunyai riwayat penyakitasma
sejak 6 tahun yang lalu, klien tidak pernah MRS sebelumnya
4. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ibu dan anak klien mempunyai riwayat
penyakit asma.
C.
Aktifitas sehari-hari
1. Nutrisi
: pasien minum 4-5 gelas perhari, kadang-kadang minum kopi, nafsu makan tidak
ada penurunan, porsi makan dihabiskan. Makan 3x sehari.
2. Eleminasi
: BAK dan BAB tidak ada perubahan
3. Tidur/Istirahat
: tidur jam 21.00 s/d 05.00 pagi. Sejak sakit klien mengeluh susah tidur karena
merasa sesak dan nyeri pada dadanya. Klien tidak pernah tidur siang.
4. Persoanal
Hygiene : klien mandi dengan diseka di TT, tidak gosok gigi
D.
Data Psikososial
1. Psikososial
: Klien mengatakan merasa cemas tentang penyakit yang di deritanya, apa sudah
parah dan apa masih bias disembuhkan.
2. Sosial
: klien mampu berinteraksi dengan baik dangan keluarga, pasien disekitarnya dan
dengan petugas kesehatan.
3. Spiritual
: klien beragama islam, selama sakit klien tidak menjalankan solat karena
merasa sesak jika ibuat bergerak.
E.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan
umum
-
Keadaan Umum : Lemah
-
Kesadaran :
Composmentis
-
GCS : 456
-
TTV :
- tensi : 120/80 mmHg, Nadi : 112x?mnt, suhu : 36,6 C RR : 28x/mnt
2. Pemeriksaan
Body of system
a. Breathing
(B1)
Inspeksi:
Bentuk dada asmetris, cembung pada sisi
kiri, pergerakan dada menurun pada sisi kiri, terpasang nasal kanule O2 2
ltr/mnt, sesak nafas (+), batuk produktif (+), secret (+), warna hijau
purulent, terdapat pernapasan cuping hiung.
Palpasi:
Pergerakan dada asimetris, fremitus dada
melemah pada sisi kiri, terdapat nyeri tekan pada dada kiri
Perkusi:
Pada dada kiri terdapat suara redup
Aukultasi:
Tidak terdapat ronchi dan wheezing,
suara napas melemah pada sisi kiri, terdapat egofoni.
b. Blood
(B2)
Inspeksi :Tidakterlihat
adanya Cyanosis
Palpasi :Akral
hangat, CRT <3 detik, nadi : 122x/ mnit
Perkusi :Suara
redup pada daerah jantung
Aukultasi : Bunyi jantung normal, TD : 120/90 mmHg
c. Brain
(B3)
Kesadaran composmentis, GCS 456, mata :
konjungtiva tidak anemis, sclera merah muda. Fungsi sensoris : penglihatan
tidak terdapat gangguan, pendengaran masih dapat mendengarkan suara baik pelan
maupun keras, penciuman, perabaan, dan pengecapan masih pad abates normal.
d. Bladder
(B4)
Kondisi saluran kencing bersih, tidak
terdapat lesi atau benjolan, BAK 3x sehari warma kuning jernih, bau khas urine,
minum 3/4 gelas/hari
e. Bowel(B5)
Abdomen simetris, tidak ada benjolan,
mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi lengkap, BAB 1x/hari,
lembek berbau khas. Tidak terdapat nyri tekan pada abdomen, perkusi abdomen
tympani, peristaltic usus 16x/mnt
f. Bone(6)
Ekstremitas simetris kiri kanan, tidak
terdapat fraktur pada ektremitas atas dan bawah, kekuatan otot normal, akral
hangat, CRT <3 detik
F.
Pemeriksaan Penunjang
a. Foto
Ro
-
Perselubungan homogeny di hemithoraks
kiri, pendorongan jantung kekanan, pendorongan trachea ke kanan, diafragma kiri
sulit dinilai.
-
Kesimpula : Efusi pleura kiri
b. Laboratorium
-
Hb :
9,6
-
Leukosit : 11.500
-
Hematokrit : 28.8
-
Eritrosit : 4.200.000
-
Trombosit : 505.000
-
Bilirubin T : 26,3
-
Bilirubin D : 12,8
-
SGOT : 90
-
SGPT: 117
-
Kreatinin Serum : 0,79
-
Urea : 17,1
-
Asam Urat : 3,97
-
GDA : 86
G.
Therapy
1. Infus
RL 20 lpm
2. Fungsi
pleura
3. Ciprofloxacim
2x500 mg
4. Aminophilin
4x200 mg
Data tambahan
Ketidakefektifan
pola pernapasan
-
Pernapasan sukar
-
Pernapassan disritmik
-
Ortopnea
-
Takipnea
-
Hiperpnea
Nyeri akut
-
Agitasi
-
Ansitas
-
Menggosok bagian yang nyeri
-
Imobilitas
-
Gangguan Kosentrasi
-
Mengaktifkan rahang/mengepalkan tangan
Insomnia
-
Klien tampak kurang bergairah
-
Afek tampak berubah
-
Kontak mata yang buruk
-
Melihat sepintas
-
Tampak waspada
ANALISA
DATA
No
|
Kelompok Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
DS
klien
mengatakan sesak napas.
DO
:
Ø Dispnea,
Ø perubahan
frekuensi napas
Ø Pernapasan
sukar,
Ø Ortopnea,
Ø Takipna,
hiperpnea,
Ø pernafasan
disritmik
Ø Nadi:
112x/mnt, RR: 28x/mnt
Ø Dada
simetris,cembung pada sisi kiri pergerakan dada menurun pada sisi kiri
Ø Diafragma kiri
sulit dinilai
|
menurunnya
ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura
|
Ketidakefektifan
pola pernapasan
|
2.
|
DS :
Klien
mengatakan sesak dan dada terasa nyeri pada bagian kiri (skala nyeri 5 )
DO :
gangguan
kosentrasi,
Ø Sesak nafas
Ø Batuk
produktif
Ø Secret
Ø Agitasi
Ø menggosokbagian
yang nyeri
Ø Imobilitas
Ø Gangguan
kosentrasi
Ø Mengatupkan
rahang/mengepalkan tangan.
Ø Terdapat nyeri
tekan pada dada kiri
|
Gangguan frekuensi
jalan nafas
|
Nyeri akut
|
3.
|
DS :
Klien mengeluh
susah tidur,
DO :
Ø Klien tampak
kurang bergairah
Ø Afek tamapk
berubah
Ø Perubahan pada
pola tidur
|
Sesak napas
|
Imsomnia
(susah tidur)
|
4.
|
DS :
Klien mengatakan merasa cemas tentang
penyakit yang di deritanya
DO:
Ø Pasien selalu
menanyakan keadaannya
Ø Pasien trlihat
cemas
Ø Kontak mata
yang buruk
Ø Gugup
Ø Melihat
sepintas
Ø Tampak waspada
|
Ancaman
kematian
|
Ansietas
|
5.
|
DS
: Pasien kurang nyaman dengan keadaan mulutnya
DO : Tidak
mampu merasakan kebutuhan untuk melakukan salah satu langkah-langkah hygiene
|
Adanya nyeri
|
Defisit
keperawatan diri
|
DAFTAR
PRIORITAS DIAGNOSA
No
|
Diagnosa
|
Ditemukan tanggal
|
Teratasi tanggal
|
Paraf
|
1
|
Ketidakefektifan pola pernafasan
berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan
cairan dalam rongga pleura.
|
8
oktober 2011
|
9 Oktober 2011
|
|
2
|
Nyeri
akut b/d gangguan pernafasan ditandai dengan sesak dan nyeri pada dada bagian
kiri
|
8 oktober 2011
|
10 Oktober 2011
|
|
3
|
Cemas berhubungan dengan adanya
ancaman kematian yang ditandai dengan ketidakmanpuan bernafas
|
8 oktober 2011
|
11 Oktober 2011
|
|
4
|
Insomnia(susah tidur)
berhubungan dengan sesak napas yang ditandai dengan klien mengeluh susah
tidur
|
8 oktober 2011
|
11 Oktober 2011
|
|
5
|
Defisit keperawatan berhubungan dengan
gejala nyeri di tandai dengan ketidaknyamanan pada mulutnya
|
8 oktober 2011
|
11 Oktober 2011
|
INTERVENSI
NO
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN
|
KRITERIA
STANDART
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Ketidak
efektifan pola pernafasan
berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru sekunder
terhadap penumpukan
cairan dalam rongga pleura.
|
Pasien mampu mempertahankan
fungsi paru secara normal.
Dalam jangka waktu 3x24 jam
|
-
Irama: Reguler
-
Frekuensi : 20-24x/mnt
-
Tidak ada dispnea
-
Pernapasan ritmik
-
Pada pemeriksaan sinar X dadatidak ditemukan
adanya akumulasi cairan
-
Bunyi
nafas terdengar jelas.
|
1. Mengkaji
dan identivikasi penyebab ke tidak efektifan pola nafas.
2. Melakukan
observasi TTV.
3. Menetapkan
klien pada posisi semifollar.
4. Lakukan
aukultasi suara nafas tiap 2-4 jam
5.Memberikan
HE tentang tehnik pengontrolan nafas.
6.Baringkan
pasien dalam posisi yang nyaman,dalam posisi duduk,dengan kepala tempat tidur
ditinggikan 60-90 derajat.
6.Bantu
dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif.
7.Kolaborasi
dengan tim medis lain untuk pemberian O2 dan obat-obatan serta frothorax
|
1. Dengan mengkaji pernafasan,kita
dapat tahu sejauh mana perubahan kondisi pasien dan mengidentifikasi penyebab, kita dapat menentukan jenis effusi
pleurasehingga dapat mengambil tindakan.
2.Pening katan RR dan tachcardi
merupakan medikasi adanya penurunan fungsi pan.
3.memudahkan pertukaran gas
agar tidak mengalami kesusahan pada pola nafas.
4.Aukultasi dapat menentukan
kelainan suara nafas pada bagian paru-paru
5.pasien mampu berlatih tentang
tehnik pengontrolan nafas yang di anjurkan.
6.Penurunan diafragma
memperluas daerah dada sehingga ekspansi pun biasa maksimal.
6.Menekan daerah yang nyeri
ketika batuk atau nafas dalam,penekanan otot otot dada serta abdomen membuat
batuk lebih efektif.
7.Pemberian oksigen dapat
menurunkan beban pernafasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat hiponia
dengan photo toraks dapat di monitor kemajuan dari berkurangnya cairan dan
kembalinya daya kembang paru.
|
2
|
Nyeri
akut b/d gangguan pernafasan ditandai dengan sesak dan nyeri pada dada bagian
kiri
|
Nyeri hilang
atau berkurang
Dalam jangka
waktu 2x24 jam
|
-
Pasien mengatakan nyeri berkurang atau dapat
dikontrol,
-
Pasien tampak tenang
-
Wajah pasien tampak membaik
-
Kondisi pasien tidak terlihat lemah.
|
1.
Mengkaji terhadap adanya nyeri.
2.
Ajarkan pada klien tentang manajement nyeri dengan distraksi dan relaksasi.
3.
Anjurkan dan bantu pasien dalam menekan dada selama episode batuk.
4.
Menentukaan karakteristik nyeri.
5.
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
analgetik sesuai indikasi
.
|
1.
Nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat pada pneumonia, juga dapat
timbul komplikasi pericarditis dan endocarditis.
2.
Agar menurunkan ketegangan otot rangka, yang dapat menurunkan intensitas
nyeri.
3.
Alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkatkan keefektifan
upaya batuk.
4.Nyeri
dada biasanya ada dalam beberapa derajat pada efusi plura.
5.
Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk
nonproduktif/paroksimal atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan
kenyamanan/
istirahat
umum.
|
3.
|
Cemas berhubungan dengan adanya
ancaman kematian yang ditandai dengan ketidakmanpuan bernafas.
|
Pasien mampu memahami dan menerima
keadaannya sehingga tidak terjadi kecemasan dalam jangka waktu 2x24 jam
|
-
Pasien mampu bernapas secara normal
-
Pasien mampu
beradaptasi dengan keadaanya
|
1.Jelaskan
mengenai penyakit dan diagnosanya
2.
Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
3.
Pertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
4.
Kaji faktor yang menyebabkan timbulnya rasa cemas
5.
Bantu pasien mengenali dan mengakui rassa cemasnya.
|
1.
Pasien mampu
menerima keadaan dan mengerti, sehingga dapat di ajak kerjasama dalam
keperawatan.
2. Mengurangi ketegangan otot dan kecemasan saat bernapas.
3.
Hubungan saling
percaya membantu proses terapeutik.
4.
Tindakan yang
tepat di perlukan dalam mengatasi masalah dan membangun kepercayaan dalam
mengurangi kecemasan.
5.
Rasa cemas
merupakan efek emosi, sehingga apabila sudah teridentifikasi perasaan yang mengganggu dapat diketahui.
|
IMPLEMENTASI
TGL/JAM
|
NO.DIAGNOSA
|
IMPLEMENTASI
|
RESPON
|
PARAF
|
8
Oktober 2011
08.00
WIB
09.00
WIB
10.00
WIB
11.00
WIB
11.30
WIB
12.00
WIB
|
1
2
3
1
1
1
|
1. Mengajarkan untuk mengatasai
hiperventilasi melalui control pernafasan..
2.Mengkaji
adanya nyeri, skala dan intensitas nyeri pasien
3.
Mengajarkan
teknik relaksasi.
4.Menganjurkan
pasien melakukan posisi tiga titik.
5.Pemberian
terapy pungsi pleura.
6.Melakukan kolaborasi dengan tim
medis lain untuk pembelian O2 dan obat-obatan serta frothorax
|
Klien
mengikutinya.
Pasien menyatakan skala nyeri berkurang
Pasien mampu melakukannya
Pasien
mengikuti dengan baik.
Pasien
mengikuti proses terapy
Pasien
menggunakan dan meminumnya
|
|
9
oktober 2011
09.00
WIB
10.00
WIB
11.00
WIB
12.00
WIB
13.00
WIB
|
2
2
1
2
3
2
2
|
1.
Mengajarkan
pada klien tenang manajemen nyeri dengan distraksi dan relaksasi
2. Memberikan
analgetik sesuai indikasi
3.Pemberian O2 2liter/ menit
3.Observasi TTV
-
Tensi
-
Nadi
-
Suhu
-
RR
4. Menganjurkan
dan membantu pasien dalam menekan dada selama episode batuk
5.
Mempertahankan
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
6.Menawarkan
pembersihan mulut dengan sering
|
Pasien mengaku
mengerti dan mencobanya.
Pasien mau meminumnya
Pasien
menerimanya dengan baik
Pasien
mengikuti proses observasi
Pasien mengatakan mau
melakukan
Pasien mengaku tenang
Pasien bersedia melakukanya
|
|
10
oktober 2011
10.00
WIB
11.00
WIB
12.00
WIB
13.00
WIB
|
3
1
3
3
|
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan
diagnosanya
2. Membantu
dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif.
3. Mengkaji faktor
yang menyebabkan timbulnya rasa cemas
4.
Membantu pasien
mengenali dan mengakui rassa cemasnya.
|
Pasien
memperhatikan penjelasanya
Pasien
mampu batuk dan napas secara efektif
Pasien
mengerti dan mengatakannya
Pasien
mampu mengakui dan mengungkapkan
nya
|
EVALUASI
Tgl/Jm
|
No Diagnosa
|
Evaluasi
|
Paraf
|
8
oktober 2011
14.00
|
1
|
S : Pasien
sudah bisa mempertahankan fingsi paru secara normal
O:
-
T:120/mmHg, nadi: 89x/mnt, S:36,6 RR: 14x/mnt
-
Terpasang nasal klaune
-
Melakukan
observasi RR 2x 24 jam
-
Memberikan
oksigenasi 2 liter/menit padapasien
-
Menetapkan
pasien dalam posisi semi folaer.
A : Masalah Teratasi
sebagian
P : Intervensi
dihentikan
|
|
9
oktober 2011
15.00
|
2
|
S : Klien
mengatakan sesak reda dan dada terasa ringan
pada bagian kiri
O:
-
Kosentrasi
seimbang
-
Pola tidur
kembali normal
-
Dada simetris.
A : Masalh
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
|
|
10
oktober 2011
15.00
|
3
|
S : Kondisi
pasien sedikit tenang dan tidak lagi cemas
O
:
-
Wajah berseri
-
Pasien mengerti
akan penyakitnya
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
|
DAFTAR
PUSTAKA
Priharjo
Robert, 1996. Pengkajin Fisik Keperawatan.
Jakarta: Buku kedokteran EGC
NANDA-I,
2010. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: Buku
kedokteran EGC
Martha
& Smith Kelly, 2010. Nanda Diagnosa Keperaawatan. Yogyakarta: Digna pustaka
Juall
Lynda, 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku kedokteran EGC
E
Doenges Marilynn dkk, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Buku
kedoktteran EGC